Kamis, 18 November 2010

Kepanitiaan Pertama!

Permohonan maaf kali ini datang dari lubuk hati saya yang terdalam karena lagi-lagi saya tidak dapat menepati janji manis saya kepada Anda, para pengunjung Catatan Anak Jombang untuk rutin posting di blog simpel nan geje ini. Saya mohon maaf -.-a

Posting saya kali ini masih membahas seputar kehidupan saya kala menjadi seorang mahasiswa baru di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Masih seputar kemahasiswaan, masih seputar semangat membara di dada. Okay, then. Here comes!


Once upon a time, kala saya hanyalah seorang siswa, saya termasuk orang yang cukup pasif dalam kegiatan-kegiatan sekolah. Kepanitiaan dan organisasi, well, mereka bukanlah apa-apa bagi saya, hanya angin lalu. Dan saya samasekali tidak tertarik untuk bergabung ke salah satu dari dua hal tersebut. Capek, malas, dan tidak penting adalah anggapan saya tentang bergabung ke organisasi dan kepanitiaan kala itu. Saya benar-benar 100 persen siswa yang "tahu jadi".

Ditambah lagi, saya termasuk seorang sanguinis yang kritis dan tidak mudah menerima sesuatu. Hasilnya? Saya cenderung menjadi "oposisi" bagi organisasi dan kepanitiaan di sekolah, dan menyebarluaskan pikiran-pikiran aneh saya itu kepada sekitar.

Anti-OSIS, itulah saya kala SMA. Pandangan saya tentang OSIS sangatlah miring. Mereka, para pengurus OSIS, bagi saya adalah orang-orang malas yang menjadikan kegiatan sekolah sebagai "tameng" untuk bisa membolos dari pelajaran. "Manusia dispensasi", adalah julukan yang muncul di pikiran saya pada waktu itu. Betapa tidak, mereka sangat sering tidak mengikuti pelajaran. "dispen-dispensasi- bu, dispen.." itulah kata-kata yang umumnya meluncur dari mulut teman-teman saya ketika teman kami yang pengurus OSIS ada di sekolah namun tidak mengikuti pelajaran.

Namun pikiran-pikiran aneh itu berubah ketika saya memasuki jenjang perguruan tinggi. Saya menemukan bahwa kampus adalah tempat insan akademisi bisa mengembangkan dirinya secara maksimal. Baik-buruknya kampus, tergantung mahasiswa, karena mahasiswa-lah yang menggerakkan kampus! Semua dari kita, oleh kita dan untuk kita.
Tidak ada campur tangan dosen dalam pelaksanaan hampir semua kegiatan kemahasiswaan, yang berperan hanyalah mahasiswa dan juga perizinan dari pihak dekanat/rektorat. Benar-benar saya bisa merasakan kedaulatan dan kedewasaan disana.

Suasana ini kian dapat saya rasakan ketika saya berada di kampus pada malam hari. Saya masih dapat melihat berbagai macam aktivitas mahasiswa, mulai dari kelembagaan, kepanitiaan, hingga olahraga dan belajar kelompok. Ini menyadarkan saya betapa kampus adalah milik mahasiswa, dan benar-benar menjadi rumah bagi kita semua, mahasiswa. Saya bangga, dan akan terus melanjutkan perjuangan ini.

Sebuah acara, yang biasanya saya hanya sebagai peserta, di dalamnya, yang saya hanya bia mengkritisi dan mencari-cari kekurangannya, dan terlihat begitu sederhana di mata saya, ternyata sangat kompleks dan sulit untuk dilaksanakan. Ini baru benar-benar saya sadari ketika saya terjun langsung sebagai manusia di balik layar sebuah acara: sebagai seorang panitia. Yep, akhirnya saya bergabung menjadi seorang panitia, memantapkan diri untuk menjadi mahasiswa yang aktif dalam kegiatan kemahasiswaan.
Setelah mengikuti serangkaian tes dan rapat, akhirnya jadilah saya sebagai seorang Panwas Pemilihan Mahasiswa FKUB, pemilihan umum untuk presiden BEM dan DPM, kepanitiaan pertama sepanjang hidup saya.

Cerita-cerita seputar pengalaman selama menjabat sebagai panitia akan saya post pada kesempatan berikutnya. Ada banyak cerita yang perlu dibagi kepada Anda! ^^

Pesan buat junior-juniorku

Okay now, enough talking about myself. I know you have really really had enough with anything about me in this post, so let us move into the next section. It's time for a message! Hahaha,

Adik-adikku yang manis-manis dan good looking seperti saya, pesan yang ingin saya tekankan adalah selalu ingatlah bahwa masa muda hanya sekali. Pernyataan ini janganlah diartikan sebagai Anda boleh berbuat di luar batas sesuai keinginan Anda, melainkan agar Anda menjadi seorang yang aktif dan selalu belajar. Tentunya bukan hanya belajar secara formal, melainkan belajar tentang bagaimana cara menjalani kehidupan ini dengan berpartisipasi dalam masyarakat dan melakukan berbagai hal baru dengan penuh gairah semangat, selagi Anda masih memiliki energi yang seakan tak terbatas.Manfaatkanlah energi Anda untuk kegiatan-kegiatan positif dan bermanfaat, agat nilai positif dan kemanfaatan diri Anda juga semakin bertambah sehingga semakin besar yang bisa Anda perbuat untuk masyarakat.

Jangan sampai Anda menyesal ketika telah menjadi seorang dewasa namun minim pengalaman dan tidak tahu bagaimana menjalani hidup ini. Memang, dalam menggapai sesuatu yang indah, Anda harus

Salah seorang filsuf Yunani pernah berkata:
"Kalau kau tak mampu menahan lelahnya belajar, maka kau harus mampu menahan pahitnya kebodohan"

Belajar disini tentunya dapat diartikan secara kontekstual, dimana belajar diartikan bukan hanya sebagai belajar secara formal, seperti mengikuti kuliah, belajar dari buku teks atau sejenisnya, melainkan belajar dalam arti yang lebih luas. Belajar secara formal dan belajar bagaimana mengarungi lautan kehidupan beserta segala badai dan gelombang yang ada di dalamnya. Kita seringkali merasakan lelah, bahkan sebelum belajar. Lelah yang kita ciptakan sendiri, lelah yang sebenarnya tidak ada. Jika terus seperti itu, adikku, maka bersiaplah untuk karam diterjang badai dan gelombang kehidupan.

Oleh karena itu, teruslah belajar dan mencoba. Lelah, kerugian materi, dan waktu yang cukup terbuang, mungkin adalah beberapa dari sekian banyak harga yang harus kita bayar untuk memperoleh pelajaran bernilai. Ketahuilah kalau semua itu akan menghasilkan keindahan dan kemudahan dalam hidup Anda, dan mampu membuat Anda menjadi pribadi yang pantas untuk mimpi-mimpi besar Anda.

Finally, the rest is still, and always will be, up to you. But I will be really delighted to see you moving into a better direction. See you next post, eh amigo?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar