Rabu, 08 Desember 2010

BS2 Exam: Wish Me Luck

Tanpa disadari, ujian mata kuliah Biosains 2 (BS2) akhirnya ngetuk pintu hidup saya juga. Ketar-ketir, panik, gugup, dkk, sudah barang tentu. Gimana nggak, materi yang seabreg, plus tingkat kesulitan yang nggak main-main ekstra tugas modul tercinta menambah sulit jalan menuju penaklukan BS2.

Sekitar dua mingguan. Yep. Itulah waktu yang saya miliki untuk mempelajari seluruh materi yang jumlahnya jauh lebih banyak daripada hari yang disediakan. Though all the time saya selalu menyuarakan kesalahan sistem pendidikan dan takut gak punya kompetensi yang seharusnya alias ga bisa jadi dokter yang baik pas "mentas" dari Kerajaan Kedokteran, semuanya ga berubah sama sekali, n saya harus menelan semuanya mentah-mentah, dengan berat hati.

Ga sedikit yang mengkampanyekan buat ga ngeluh n sejenisnya. Buat saya hal-hal demikian ga berpengaruh besar bahkan ga mudah saya terima. I mean, buat apa kita mengingkari diri, menekan-nekan perasaan kita dengan pengharaman mengeluhkan hal yang menjadi uneg-uneg kita. Mengeluh itu wajar, manusiawi, tentunya selama dalam batas yang wajar juga.
Saat kita udah mengidentifikasi keluhan n masalah kita, barulah kita mikirin gimana cara mecahinnya. Saat fase inisiasi itulah, motivasi tepat untuk dilakukan.

Akhirnya, besok, 9 Desember 2010, adalah momentum penentuan saya dan seluruh rakyat PSPD kerajaan Kedokteran Brawijaya 2010. The Battle of Bioscience 2: Revenge of The Bone and Tissue Clan.

Wish us luck, readers! ^^

Sabtu, 04 Desember 2010

Evaluasi 1 Catatan Anak Jombang

Evaluasi perdana kali ini berkaitan dengan permintaan peningkatan mutu dan frekuensi posting Catatan Anak Jombang yang kian meningkat. Absurd, eh? Apapun..



Poin pertama, berkaitan dengan peningkatan mutu, yang kali ini saya klasifikasikan menjadi dua bagian: tampilan blog dan gaya bahasa pengantar.

Tampilan yang super standar seperti pada saat posting ini diturunkan saya rasa sangat boring-looking dan berpotensi menurunkan minat masyarakat terhadap saham komoditas perusahaan Catatan Anak Jombang, Tbk. Oleh karena itu, kedepannya saya akan mengusahakan untuk memperbaiki rancangan tampilan blog tercinta. Namun karena keterbatasan SDM, yang tidak lain dan tidak bukan adalah saya sendiri, saya juga mengharapkan bantuan dari pembaca sekalian ^^

Kemudian berkaitan dengan gaya bahasa pengantar. Setelah saya membaca tulisan-tulisan saya over and over again, lama-kelamaan saya merasa kalau blog ini semakin mirip koran, jurnal ilmiah, atau bahkan sastra melayu klasik. Gaya bahasa pengantar yang saya gunakan saya rasa terlalu baku hingga saya meragukan kalau substani yang ingin saya paparkan selama ini sama sekali tidak dapat "menyentuh" pembaca sekalian.
Oleh karena itu kedepannya saya akan menggunakan gaya bahasa yang lebih komunikatif agar dapat menyampaikan pikiran saya dengan lebih efektif, sesuai dengan topik yang saya bahas.


Poin kedua, berkaitan dengan frekuensi posting Catatan Anak Jombang.

Kendatipun redaksi selalu berkomitmen untuk memberikan post terbaru sesering dan sebaik mungkin, pelaksanaannya tidak dapat berjalan seperti harapan. Ini dikarenakan beberapa faktor, seperti ide yang tak kunjung datang atau sulit dikembangkan, sikap prefeksionis saya terhadap beberapa konsep yang saya kembangkan-yang berujung pada batalnya penyusunan dan penerbitan post tersebut-, ditambah dengan hambatan terakhir sekaligus paling besar hingga post ini diturunkan: jadwal kuliah yang padat plus tugas-tugas khas FK yang menumpuk. No more comment, I think.

Finally, pada evaluasi ini, saya berharap pembaca berkenan untuk memberikan komentar-komentar pada comment box post-post di Catatan Anak Jombang ini, atau sekedar mengisi shout box yang tersedia. Saya akan lebih bahagia lagi jika pembaca berkenan mem-follow blog ini ^^

Have a nice day, minna-san~

Jumat, 26 November 2010

Mars Universitas Brawijaya: Sebuah Ulasan dan Implementasi

Sebuah lagu yang yang hanya ditulis pada secarik kertas folio untuk barang bawaan PK2MU, dan seingat saya juga hanya diperdengarkan pada PK2MU. Sebuah lagu yang *mungkin* kian terlupakan oleh segenap civitas akademika, bahkan mungkin juga jajaran rektorat, dekanat, dosen dan karyawan: Mars Universitas Brawijaya.

Mars Universitas Brawijaya
Berpadu di derap langkah
Menyambut terangnya sang surya
Universitas Brawijaya
Sumber ilmu dan budaya

Kibarkan tekad patria
Serempak dalam satu cita
Ayo bangkit semangat baja
Bahagia menanti kita

Maju terus maju Almamater tercinta
Universitas Brawijaya
Dengan rahmat Tuhan dan dasar Pancasila
Abadilah namamu

Dengan jiwa Tri Dharma mu
Kami setia mengawalmu
Universitas Brawijaya
Jayalah sepanjang masa

Batapa pentingnya, menurut saya, bagi setiap civitas akademika Universitas Brawijaya untuk setidaknya hafal lagu ini, sehingga lebih jauh dapat menjadikannya sebuah semangat untuk menyatukan derap langkah, menyambut terangnya sang surya dalam menjalani hari-hari di Universitas Brawijaya yang dapat berubah menjadi hari-hari melelahkan yang penuh kepenatan tiada dua, atau menjadi hari-hari penuh teror yang menakutkan jiwa.

Tulisan saya di atas bagi Anda mungkin terkesan terlalu berlebihan atau kurang penting. Namun bagi saya, hal-hal sepele seperti ini sangat fundamental dalam pembangunan semangat dan solidaritas, serta kecintaan seorang mahasiswa terhadap almamater. Apa lagi yang dapat secara mutlak mempersatukan satu fakultas dengan fakultas lain, dengan segala urusan dan caranya masing-masing, dalam tubuh Universitas Brawijaya selain Mars dan Hymne Universitas Brawijaya?

The idea!
Saya pikir bagi setiap mahasiswa, baik baru maupun lama, wajib untuk hafal lagu ini. Terlebih bagi para calon Pemilwa, Pemira, maupun pemilihan dekan dan rektor, perlu diadakan tes menyanyikan lagu-lagu "wajib" Universitas ini. Tes ini bukan merupakan hal yang dikompetisikan, namun bertujuan untuk mengukur "kadar" kebanggan dan kecintaan calon terhadap almamater. Adalah sebuah malapetaka dan fakta memalukan sekaligu memuakkan ketika kita memiliki pemimpin yang tidak mencintai tanah tempat ia berpijak. Bagaimana bisa seorang manusia berjuang secara total, sementara ia sama sekali tidak mencintai apa yang ia perjuangkan? Yang akan dirasakannya hanyalah kewajiban, sesuatu yang harus dipenuhi. Bukan sesuatu yang harus ia perjuangkan!

Untuk contoh yang lebih luas, tidakkah kita merasa malu dan muak ketika melihat petinggi-petinggi negeri ini tidak hafal lagu kebangsaan Indonesia Raya, padahal memerintahkan seluruh siswanya untuk menyanyikannya di bawah terik matahari Senin pagi, hingga jatuh pingsan karena lemas. Bahkan tidak hafal teks Pancasila yang merupakan dasar negara, sumber hukum dan konsensus yang dibuat para founding fathers kita, yang digali dari hati sanubari dan jiwa bangsa Indonesia.

Bagaimana mungkin mereka berjuang tanpa mencintai negara ini? Tidak heran rasanya kalau mereka tidak berjuang maksimal demi rakyat, yang sudah mengembankan kepercayaan dan amanah kepada mereka, bahkan hanya memandang negara ini sebagai sapi perahan untuk memuaskan syahwat mereka, yang tak pernah terpuaskan akan harta dan kekuasaan. Oh, Tuhan, tak terbayang betapa malunya Ibu Pertiwi menyaksikan fenomena ini!

Oleh karena itu, sebagai generasi penerus sekaligus agen perubahan, saatnya kita membuang jauh rasa malu untuk membuka mulut menyanyikan lagu-lagu kebanggan kita. Bukan kualitas vokal kita yang menjadi ukuran, bukan pula bagus-tidaknya penampilan kita kala menyanyikan lagu-lagu itu, melainkan semangat perjuangan dan kecintaan kita kepada apa yang kita perjuangkan!
Hidup Mahasiswa!
Hidup Rakyat Indonesia!
Saya pikir cukup sekian untuk posting kali ini, komentar Anda akan sangat berarti bagi saya.
Let us discuss it together!

Senin, 22 November 2010

Welcome to The True FK!

Blok kedua semester perdana di FKUB sudah berlangsung setengah jalan. Setelah beberapa mata kuliah melelahkan yang belum sempat saya ceritakan kepada Anda, akhirnya sampailah saya pada mata kuliah yang saya pikir akan menjadi lawan tertangguh dalam semester ini: BIOSAINS 2 (selanjutnya saya singkat "BS2").

Perkenalan mata kuliah dilaksanakan tanggal 19 November 2010, di Graha Medika Lt. 2 FKUB Malang, pukul 07.00 WIB. Saya yang biasanya berangkat mepet--mendekati jam masuk--tiba-tiba dikejutkan dengan SMS dan telepon dari Beny, sobat karib saya, pada sekitar pukul 06.45 yang isinya memberitahu betapa saya adalah orang yang parah. Kurang lebih seperti ini.

Beny : Mad, wis budal a? (Mad, udah berangkat?)
Saya : Durung e (Belom tuh)
Beny : Lho, sampean ndek ndi iki? (Lho, kamu di mana ini?)
Saya : Ndek omah. Opo'o Ben? (Di rumah. Emang kenapa Ben?)
Beny : Wah, parah sampean. Ndang gagi! (Wah parah kamu. Buruan!)
Saya : *agak bingung plus panik* iyo, iyo. Aku wis kajenge budal iki. (iya, iya. Aku udah mau berangkat ini)

Dosen sudah masuk, dan sepertinya kuliah sudah berlangsung cukup lama. Itulah yang saya tangkap dari percakapan singkat nan menegangkan itu. Segera saya, dengan terburu-buru, memanaskan mesin sepeda motor saya. Beberapa menit saya pikir cukup, dan sayapun bergegas memacu kencang sepeda motor saya menuju Jl. Soekarno-Hatta untuk dapat mencapai kampus FKUB secepatnya.
Dan ternyata benar adanya. Dosen sudah memulai kuliah, dan kalau saya lihat dari slide presentasinya, meskipun materinya hanya sekedar perkenalan staf dan mata kuliah, sudah berjalan cukup jauh. But thank God, di sana sobat-sobat saya sudah menyiapkan satu kursi kosong untuk tempat saya duduk menikmati indahnya perkuliahan.

Seperti biasa, sesi perkuliahan kami lalui dengan gokil nan ceria, ditemani sebungkus besar Tango Waffle Crunchox dan sebungkus kacang polong "Polongmas" yang enak gila, plus setumpuk komentar, gelak tawa dan obrolan ringan. Superb!

And now, for the big deal. Kenapa judul post ini "Welcome to The True FK!"? Dan ada apa dengan kata-kata "The True FK"?
Ini karena kehadiran BS2, sebagai gerbang awal pembelajaran tentang struktur tubuh manusia, beserta fungsi dan kelainan-kelainannya. Karena itulah, akhirnya BS2 saya beri gelar "Gate of The Medical Studies Castle" (Gerbang Istana Studi Medis).
Barangkali Anda bertanya "kenapa nggak BS1 aja?", ini jawabannya: BS1 membahas tentang biokimia, biomolekul dan bioseluler. Memang membahas tentang yang kecil-kecil, yang paling mendasar. Namun demikian, mata kuliah ini akhirnya lebih mirip mata pelajaran kimia dan biologi, meskipun lebih advanced, sehingga kurang begitu "kedokteran" jika dibanding dengan BS2 yang membahas anatomi, fisiologi dan patologi.

Tiga minggu adalah waktu yang harus saya lalui dalam melintasi gerbang kastil studi medis. Diskusi tutor, tugas modul yang rutin dan menguras tenaga dan pikiran ditambah dengan praktikum setiap hari pastinya akan menciptakan kelelahan yang tidak main-main. Namun itulah harga yang harus saya dan seluruh kolega PSPD (Program Studi Pendidikan Dokter) FKUB 2010 bayar untuk sebuah kompetensi kedokteran yang ultra useful di masyarakat nantinya. Harapan saya beserta seluruh kolega PSPD FKUB 2010, tentu saja untuk bisa melintasi gerbang bernama Biosains 2 itu dengan selamat sentosa, menghantarkan rakyat PSPD FKUB 2010 menuju pintu kemerdekaan dengan huruf "A" tercetak mantap di KHS dan kompetensi kedokteran dapat dikuasai dengan super.

That's it for now, see you next post! Jangan lupa cuci kaki dan minum susu sebelum tidur.

Kamis, 18 November 2010

Kepanitiaan Pertama!

Permohonan maaf kali ini datang dari lubuk hati saya yang terdalam karena lagi-lagi saya tidak dapat menepati janji manis saya kepada Anda, para pengunjung Catatan Anak Jombang untuk rutin posting di blog simpel nan geje ini. Saya mohon maaf -.-a

Posting saya kali ini masih membahas seputar kehidupan saya kala menjadi seorang mahasiswa baru di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Masih seputar kemahasiswaan, masih seputar semangat membara di dada. Okay, then. Here comes!


Once upon a time, kala saya hanyalah seorang siswa, saya termasuk orang yang cukup pasif dalam kegiatan-kegiatan sekolah. Kepanitiaan dan organisasi, well, mereka bukanlah apa-apa bagi saya, hanya angin lalu. Dan saya samasekali tidak tertarik untuk bergabung ke salah satu dari dua hal tersebut. Capek, malas, dan tidak penting adalah anggapan saya tentang bergabung ke organisasi dan kepanitiaan kala itu. Saya benar-benar 100 persen siswa yang "tahu jadi".

Ditambah lagi, saya termasuk seorang sanguinis yang kritis dan tidak mudah menerima sesuatu. Hasilnya? Saya cenderung menjadi "oposisi" bagi organisasi dan kepanitiaan di sekolah, dan menyebarluaskan pikiran-pikiran aneh saya itu kepada sekitar.

Anti-OSIS, itulah saya kala SMA. Pandangan saya tentang OSIS sangatlah miring. Mereka, para pengurus OSIS, bagi saya adalah orang-orang malas yang menjadikan kegiatan sekolah sebagai "tameng" untuk bisa membolos dari pelajaran. "Manusia dispensasi", adalah julukan yang muncul di pikiran saya pada waktu itu. Betapa tidak, mereka sangat sering tidak mengikuti pelajaran. "dispen-dispensasi- bu, dispen.." itulah kata-kata yang umumnya meluncur dari mulut teman-teman saya ketika teman kami yang pengurus OSIS ada di sekolah namun tidak mengikuti pelajaran.

Namun pikiran-pikiran aneh itu berubah ketika saya memasuki jenjang perguruan tinggi. Saya menemukan bahwa kampus adalah tempat insan akademisi bisa mengembangkan dirinya secara maksimal. Baik-buruknya kampus, tergantung mahasiswa, karena mahasiswa-lah yang menggerakkan kampus! Semua dari kita, oleh kita dan untuk kita.
Tidak ada campur tangan dosen dalam pelaksanaan hampir semua kegiatan kemahasiswaan, yang berperan hanyalah mahasiswa dan juga perizinan dari pihak dekanat/rektorat. Benar-benar saya bisa merasakan kedaulatan dan kedewasaan disana.

Suasana ini kian dapat saya rasakan ketika saya berada di kampus pada malam hari. Saya masih dapat melihat berbagai macam aktivitas mahasiswa, mulai dari kelembagaan, kepanitiaan, hingga olahraga dan belajar kelompok. Ini menyadarkan saya betapa kampus adalah milik mahasiswa, dan benar-benar menjadi rumah bagi kita semua, mahasiswa. Saya bangga, dan akan terus melanjutkan perjuangan ini.

Sebuah acara, yang biasanya saya hanya sebagai peserta, di dalamnya, yang saya hanya bia mengkritisi dan mencari-cari kekurangannya, dan terlihat begitu sederhana di mata saya, ternyata sangat kompleks dan sulit untuk dilaksanakan. Ini baru benar-benar saya sadari ketika saya terjun langsung sebagai manusia di balik layar sebuah acara: sebagai seorang panitia. Yep, akhirnya saya bergabung menjadi seorang panitia, memantapkan diri untuk menjadi mahasiswa yang aktif dalam kegiatan kemahasiswaan.
Setelah mengikuti serangkaian tes dan rapat, akhirnya jadilah saya sebagai seorang Panwas Pemilihan Mahasiswa FKUB, pemilihan umum untuk presiden BEM dan DPM, kepanitiaan pertama sepanjang hidup saya.

Cerita-cerita seputar pengalaman selama menjabat sebagai panitia akan saya post pada kesempatan berikutnya. Ada banyak cerita yang perlu dibagi kepada Anda! ^^

Pesan buat junior-juniorku

Okay now, enough talking about myself. I know you have really really had enough with anything about me in this post, so let us move into the next section. It's time for a message! Hahaha,

Adik-adikku yang manis-manis dan good looking seperti saya, pesan yang ingin saya tekankan adalah selalu ingatlah bahwa masa muda hanya sekali. Pernyataan ini janganlah diartikan sebagai Anda boleh berbuat di luar batas sesuai keinginan Anda, melainkan agar Anda menjadi seorang yang aktif dan selalu belajar. Tentunya bukan hanya belajar secara formal, melainkan belajar tentang bagaimana cara menjalani kehidupan ini dengan berpartisipasi dalam masyarakat dan melakukan berbagai hal baru dengan penuh gairah semangat, selagi Anda masih memiliki energi yang seakan tak terbatas.Manfaatkanlah energi Anda untuk kegiatan-kegiatan positif dan bermanfaat, agat nilai positif dan kemanfaatan diri Anda juga semakin bertambah sehingga semakin besar yang bisa Anda perbuat untuk masyarakat.

Jangan sampai Anda menyesal ketika telah menjadi seorang dewasa namun minim pengalaman dan tidak tahu bagaimana menjalani hidup ini. Memang, dalam menggapai sesuatu yang indah, Anda harus

Salah seorang filsuf Yunani pernah berkata:
"Kalau kau tak mampu menahan lelahnya belajar, maka kau harus mampu menahan pahitnya kebodohan"

Belajar disini tentunya dapat diartikan secara kontekstual, dimana belajar diartikan bukan hanya sebagai belajar secara formal, seperti mengikuti kuliah, belajar dari buku teks atau sejenisnya, melainkan belajar dalam arti yang lebih luas. Belajar secara formal dan belajar bagaimana mengarungi lautan kehidupan beserta segala badai dan gelombang yang ada di dalamnya. Kita seringkali merasakan lelah, bahkan sebelum belajar. Lelah yang kita ciptakan sendiri, lelah yang sebenarnya tidak ada. Jika terus seperti itu, adikku, maka bersiaplah untuk karam diterjang badai dan gelombang kehidupan.

Oleh karena itu, teruslah belajar dan mencoba. Lelah, kerugian materi, dan waktu yang cukup terbuang, mungkin adalah beberapa dari sekian banyak harga yang harus kita bayar untuk memperoleh pelajaran bernilai. Ketahuilah kalau semua itu akan menghasilkan keindahan dan kemudahan dalam hidup Anda, dan mampu membuat Anda menjadi pribadi yang pantas untuk mimpi-mimpi besar Anda.

Finally, the rest is still, and always will be, up to you. But I will be really delighted to see you moving into a better direction. See you next post, eh amigo?

Selasa, 12 Oktober 2010

Hidup Mahasiswa!

Hari ini adalah hari yang cukup bersejarah bagi saya. Anda tahu kenapa? Ini karena salah satu impian saya akhirnya terwujud sudah. What is it?

Meneriakkan "HIDUP MAHASISWA!" dan menyanyikan lagu "Totalitas Perjuangan" dengan lantang dan mantap di hadapan umum, kelas PSPD-B FKUB 2010 dan dosen mata kuliah Bahasa Indonesia. Tanpa rasa malu, tanpa rasa ragu. Bangga? Definitely.


Berikut status yang saya pasang di facebook saya hari ini:

Hari ini akhirnya impianku tercapai: meneriakkan "HIDUP MAHASISWA!" bersama seluruh rekan PD-B dan memimpin menyanyikan "Totalitas Perjuangan", juga bersama seluruh rekan PD-B semuanya orang hebat, plus menularkan "Virus Kemahasiswaan". Thanks friends! ^^
Next Target: Seluruh Kolega FKUB 2010


Sedikit berbagi cerita, singkat saja, sejak menjadi seorang mahasiswa baru dan diperkenalkan dengan semangat kemahasiswaan, juga dengan jargon "Hidup Mahasiswa!" dan lagu-lagu macam "Totalitas Perjuangan" dan "Mars Universitas Brawijaya", saya menjadi seorang mahasiswa baru yang sangat berlebihan dibandingkan dengan kolega-kolega UB lainnya, dalam hal ini FKUB tentunya, tempat saya berinteraksi setiap hari.

Sehari-harinya tidak malu saya mengangkat kepalan tangan tinggi-tinggi dan meneriakkan "Hidup Mahasiswa!" sendirian, di antara kerumunan ratusan mahasiswa baru. Sering ketika saya melakukan hal itu mereka menatap dengan penuh rasa yang aneh. Seperti pura-pura ga kenal gitu lah. Apa saya lantas malu dan tidak mau melakukan hal itu lagi? TIDAK! Saya terus dan terus melakukannya, karena saya bangga menjadi seorang mahasiswa, apapun yang dikatakan orang ya, what the f**k lah. I like it, and I do no harm to others.

Saya sangat bahagia untuk bisa menjadi orang yang "menularkan" virus kemahasiswaan dengan segala upaya saya, opini saya, ke-geje-an saya dan segalanya kepada orang-orang sekitar saya.

Cerita tentang hari ini. Hari ini adalah hari yang *sebenarnya* kurang menyenangkan. Dua belas kelompok harus presentasi (baca: bedah buku) masing-masing minimal 30 menit ++ mulai dari pukul 07.00 WIB hingga 16.00 WIB, dengan hanya waktu istirahat selama 30 menit. Nice.

Bosan? Mengantuk? Lapar? Sudah barang tentu. Dan spesial bagi saya, hari ini lebih "nice" lagi karena kelompok saya harus presentasi sesaat sebelum istirahat, kala lapar dan kantuk berada di puncaknya. Semangat seisi kelas jelas drop ke level terendah.
Dan yang harus presentasi adalah teman saya yang seorang Myanmar, Zaw Myo Aung a.k.a. Faisal. Berbahasa Indonesia tentu bukan expert-nya. Walhasil, slide tentang buku kedokteran-yang pastinya kurang asik-tertulis dalam bahasa Inggris.

Tahukah Anda?

"Laper + Males + Capek + Ngantuk + Slide berbahasa Inggris = kelas sunyi senyap"

(Mada Maulana, 2010)

Saya bertugas sebagai momod (baca: moderator ^^). Jelas kewajiban saya untuk menghidupkan suasana dri pasif ke aktif. Pastinya bukan perkara mudah melakukan hal tersebut dengan sikon seperti itu. Saya juga lapar, juga ngantuk, juga males dsb. Mengingat salah satu pilar kolegium FKUB adalah Professional, saya juga harus bertindak professional, seperti kata dosen saya:

"Saya katakan: audience tidak mau tahu apakah Anda sakit, capek, bla bla bla..."

Total, total. Sayapun akhirnya membuka diskusi dengan langkah mantap, berkata dengan keras dan lantang. Menghidupkan suasana dengan bertanya siapa yang lapar. Setelah pembacaan materi yang berbahasa Inggris itu, saya membuka sesi tanya-jawab. Apa yang terjadi? Diam. Seisi kelas diam. Akhirnya tibalah moment of glory saya: meneriakkan "Hidup Mahasiswa!" agar tidak ada yang ngantuk, dengan harapan kelas aktif kembali. Akhirnya, setelah melalui proses berliku-liku, diskusi selesai dan tiba saatnya istirahat. Thank God.

Masuk lagi, diskusi lagi. Singkat serita, salah satu kelompok maju ke depan dan ingin menghidupkan suasana. Saya dan beberapa teman saya yang menyanyikan "Totalitas Perjuangan" ternyata menarik perhatian mereka. Sayapun diminta mereka untuk maju memimpin menyanyikan "Totalitas Perjuangan". Menolak? Hell no!
Saya akhirnya berada di tengah-tengah Ruang Amphy Sumbersari FKUB, di hadapan seluruh anggota kelas PSPD-B FKUB 2010. Kesempatan ini tidak saya sia-siakan. Dimulai dengan beberapa teriakan "Hidup Mahasiswa!", nyanyian pun saya mulai dan terus berlanjut. Bagi Anda yang tidak tahu, lirik lagunya seperti ini:

Kepada para mahasiswa yang merindukan kejayaan
Kepada rakyat yang kebingungan di persimpangan jalan
Kepada pewaris peradaban yang telah menggoreskan
Sebuah catatan kebanggan di lembar sejarah manusia


Wahai kalian yang rindu kemenangan
Wahai kalian yang turun ke jalan
Demi mempersembahkan jiwa dan raga
Untuk negeri tercinta
At last, harapan saya terwujud dalam satu hari ini. Bahagianya saya ^^
Ucapan terima kasih level 10 saya berikan kepada rekan-rekan PSPD-B 2010 yang berkenan memberikan partisipasinya untuk aksi yang saya lakukan.

Mungkin sebagian dari Anda menganggap sangat konyol seseorang bahagia dengan impian konyol seperti ini, that's fine. Really. Go ahead, call me a nut, crazy, or even another loser in the FKUB. I don't care.


Totalitas Perjuangan 

Mengenai lagu "Totalitas Perjuangan", beberapa waktu yang lalu, teman saya Zwageri Argo Pitoyo, seorang mahasiswa Prodi Farmasi mengingatkan saya terhadap lagu "Totalitas Perjuangan", lagu yang saya banggakan tapi terlupakan. Jadilah saya menyanyikan lagu itu sepanjang malam hingga pagi hari--waktu itu saya sedang mngerjakan tugas.

Aktivitas ini terus berlanjut hingga ke program Krida Mahasiswa 2 hari Sabtu tanggal 9 Oktober 2010 lalu. Seharian penuh saya bersama rekan-rekan Armada 21-Pharmacology--armada terbaik di FKUB 2010, meskipun belum pernah mendapa penghargaan resmi dari panitia. whatever-- meneriakkan "Hidup Mahasiswa!" dan menyanyikan "Totalitas Perjuangan". Di lapangan, di dalam ruangan, di mana saja. Mula-mula hanya bersama Zwageri, namun teryata banyak rekan satu armada saya yang ikut-ikutan. Kemudian diikuti oleh rekan-rekan armada sekitar. Baik di tengah-tengah maupun di antara materi yang disiapkan panitia, kami terus bernyanyi.

Armada 21 - Pharmacology

Momen puncak terjadi ketika mas Erlangga, salah satu panitia yang kala itu bertugas sebagai moderator, masuk dengan penuh semangat dan tiba-tiba menyanyikan "Totalitas Perjuangan". Anda tidak bisa membayangkan betapa excited-nya saya waktu itu, mengingat lagu itu sudah tidak pernah terdengar lagi di bumi FKUB sejak Pra PK2MABA (Pra Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru).

Sdikit memberikan opini, no offense ya^^. Saya merasa semangat kemahasiswaan dan soliditas terhadap universitas agak kurang. Bisa dilihat dari "menghilang" nya jargon "Hidup Mahasiswa!", yang *menurut saya* akhirnya digantikan oleh pertanyaan kabar hari ini. Jika panitia melihat wajah-wajah buram dan bosan para maba (selanjutnya disingkat mahasiswa baru), maka mereka akan langsung memberikan "obat ngantuk", biasanya berupa pertanyaan seperti ini:

Panitia akan bertanya: "Apa kabar kolega 2010 hari ini?"
Lalu seluruh  maba harus menjawab: "Kompak, luar biasa! FK Jaya!"
Jika kurang keras? Diulang lagi.

Sekilas tidak ada yang salah dengan hal ini bukan? Namun saya merasa hal ini semakin salah ketika seluruh kolega 2010 sedang berada di puncak keletihan dan kebosanan, tapi harus mengatakan sesuatu yang bertolak belakang dengan kondisi mereka. Saya merasa slogan ini kurang memberikan tambahan semangat. Saya rasa "Hidup Mahasiswa!" perlu diberikan untuk mengatasi kebosanan terhadap slogan itu ^^


A Small Note for My Beloved Med Fac Colleagues

Berpindah ke bahasan lain. Secara pribadi, saya merasa bahwa banyak sekali rekan-rekan dari fakultas lain yang memandang FK sebagai tempat besi-besi berharga ratusan juta rupiah penuh berserakan didalamnya, dan mahasiswa-mahasiswanya sebagai sekumpulan orang-orang berduit lebih yang angkuh dan apatis dengan sekitar. Kenyataannya tentu saja tidak demikian! Masih banyak orang-orang dengan kepribadian dan prestasi luar biasa di FK dengan kesederhanaannya.

Namun apakah hal ini lantas mampu mengubah persepsi miring tersebut? Saya pikir tidak. Oleh karena itu saya berharap kita dapat menunjukkan kepada dunia bahwa kita, dengan  apapun yang kita miliki, adalah pribadi-pribadi yang memiliki kesederhanaan dan mampu down-to earth. Saya berharap dengan semangat kemahasiswaan, kita bisa mempersatukan diri dengan seluruh rekan kita mahasiswa dengan tanpa memedulikan status sosial-ekonomi. Hanya satu hal yang pasti: kita adalah Mahasiswa!

Hari ini, semakin banyak dan akan semakin banyak lagi yang memiliki semangat kemahasiswaan di FKUB. Anda boleh menjadi mahasiswa FK yang memiliki tugas segudang, aktivitas yang sambung-menyambung tiada habisnya dan harus belajar tanpa menghiraukan kantuk yang menyiksa. Namun jangan pernah Anda lupa siapa Anda: seorang mahasiswa. Yang berdaulat, bergairah, aktif, kritis dan cerdas. Juga tanggap terhadap lingkungan dan bangsa serta negara. Andalah manusia-manusia pilihan Tuhan yang ditakdirkan untuk memimpin manusia-manusia lain.

Akhir kata, janganlah malu apalagi tidak bangga dengan siapa Anda. Menjadi mahasiswa hanya satu kali, setelah Anda lulus mungkin Anda tidak akan merasa "logis" untuk memneriakkan "Hidup Mahasiswa!" lagi. Karena itu, gunakan kesempatan yang ada. Seize the day, seize the world!

Ayo, saudaraku! Angkat tanganmu, kepalkan di udara dan teriakkan dengan lantang: 
Hidup Mahasiswa! 
Hidup Mahasiswa!
Hidup Rakyat Indonesia!


I have made my sound, and I'll keep doing it again and again. How about YOU?

Minggu, 01 Agustus 2010

Salam Satu Jiwa dari Anak Jombang!

Hey Ho!

Phew, tidak terasa lima bulan sudah saya "puasa" posting di blog saya yang ultra sederhana ini. Berbagai kejadian telah mewarnai hidup saya dalam kurun waktu yang cukup singkat itu. Berikut adalah uraian singkatnya, saya susun secara kronologis..
Mungkin sudah agak basi, tapi tidak masalah. Better late than never, right? ^^

1. UN dan UAS
Ujian Nasional dan Ujian Akhir Sekolah. Secara kronologis, saat itu merupakan tonggak awal "puasa" posting saya. Namun di sisi lain, saat itu merupakan gerbang awal kehidupan setelah saya lulus. Betapa tidak, kalau saja saat itu saya tidak dapat melampaui ujian itu, gerbang menuju bangku universitas tertutup sudah. Dan pastinya jadilah saya menjalani masa SMA selama 4 tahun. Owh, thank God it's only 3 years ^^
Alhamdulillah, UAN dan UAS dapat saya jalani dengan lancar..

2. Pelepasan SMA
Pagi itu cukup panas sebenarnya, tapi ada satu hal yang membuat saya benar-benar dapat menikmati pagi itu, bahkan hingga sepanjang harinya. Upacara pelepasan SMA. Dengan balutan nuansa betawi modern, acara tersebut terlihat cukup ceria dan menggembirakan. Bermodalkan satu stel beskap--jas a la betawi--, dan Honda Vario
Sungguh merupakan momen yang berat namun berkesan bagi saya. Pelepasan merupakan momen formal perpisahan saya dengan teman-teman SMA tercinta. Sungguh sangat berat bagi saya. Kalau saya boleh menangis, teriak, guling-guling di lantai saat itu, pasti sudah saya lakukan. Sayangnya saya tidak cukup gila waktu itu (hellooww.. acara resmi gitu loh. Kalo menggila di saat2 terakhir bisa terkenang sepanjang masa, saya. hhaha).
Well, I like it or not, that's the way it was. The farewell had to happen. Syukurnya, ada mbah facebook. So, saya dan teman-teman bisa keep in touch ^^

3. Masa "Nganggur"
Setelah agenda kegiatan di SMA sudah mulai kosong, jadilah saya "menganggur" di rumah. Ya, meskipun ga nganggur-nganggur amat sih *amat aja ga nganggur. jayus? garing? maaf. hhehe* masih ada beberapa ativitas rutin yang saya lakukan. And what are those?

Makan, tidur, makan (lagi), tidur (lagi)...


nice, huh? nah? whatever.

saya sebenarnya sangat ingin menghindari rangkaian aktivitas "lingkaran setan" ini. Mengingat hal ini dapat menimbulkan komplikasi yang cukup berarti bagi saya: kenaikan berat badan.
sungguh sangat mengerikan bukan? ckck.

Sesekali memang teman-teman saya mengajak untuk kumpul-kumpul lagi. "Ajang bakar lemak nih" pikir saya. Namun ternyata mereka mengajak kumpul-kumpul di tempat makanan. Dan atas nama solidaritas *WTF??* saya tetap datang ke undangan mereka dengan siap menanggung risiko: lemak nambah tebel.

NOOOOOOOOOOO!!


4. Serentetan Tes Masuk Universitas
Ada milyaran tes yang saya ikuti (jangan percaya, sebenarnya hanya sekitar 7), dan HAMPIR semuanya gagal. Berikut adalah daftarnya, saya susun secara kronologis.

a. SPKS Utul UB
b. UM UGM
c. SIMAK UI
d. SMUP UNPAD
e. PMDK UNAIR
f. UM UMM
g. SNMPTN

lima tes pertama hasilnya sama : MISSION FAILED
well, saya rasa memang itu karena--selain karena kurang belajar--kurangnya motivasi dan krisis kepercayaan diri. Pada saat itu saya bahkan tidak begitu mengerti perbedaan rendah diri dan rendah hati. Alhasil..

Mission: Operation FK PTN
Status : FAILED

Here's some pics: proofs of my missions


Gambar 4.1 Bukti ketidaklulusan SPKS Utul UB (damn!)

Gambar 4.2 Bukti ketidaklulusan UM UGM (damn! *again*)

After longing for a hope under the severe desperation for state university, tibalah informasi tentang UM UMM (Universitas Muhammadiyah Malang), universitas swasta terunggul di Jawa Timur. Setelah mendapat info, berangkatlah saya ke kota dingin Malang. Saya lalu menjalani serangkaian proses pendaftaran dan administrasi (damn, I always hate administration shi*s!). Hingga akhirnya tibalah saya di gerbang penentuan, Basement UMM Dome. Ternyata, berbeda dengan penyelenggaraan ujian masuk PTN, ruang ujian untuk para FK Hunters dibedakan dengan penarget fakultas lain. Pretty cool with that. That be just fine.
Memasuki ruang ujian, saya dan skitar 800-an FK Hunter lainnya disambut dengan theme song UMM yang sangat nyaring yang diputar berulang-ulang. Juga disambut dengan kursi-kursi (mungkin lebih tepat disebut sofa) ujian yang empuk seperti yang ada di Bioskop. Hati dan pikiran saya mulai gentar waktu itu, tapi saya beranikan diri dan maju terus hingga ujian berakhir.
Beberapa hari pasca ujian diselenggarakan, hasil ujian diumumkan. Seperti biasanya, saya sudah sangat siap dengan kegagalan menembus FK. Namun hasil tetap harus diketahui, bagaimanapun itu. Setelah klik demi klik dan beberapa ketikan di layar laptop saya, hasil ujian akhirnya dapat dilihat. Betapa terkejutnya saya ketika menemukan ada nama saya dalam layar itu, ditemani kalimat "DITERIMA DI FAKULTAS KEDOKTERAN". Alhamdulillah saya diterima di FK UMM. Sayapun kemudian kembali ke Malang untuk (lagi-lagi) menjalani serangkaian proses administrasi di UMM.

Beberapa waktu setelah penerimaan saya di UMM, tibalah saat tantangan yang lebih besar. SNMPTN.
Berbekal kepercayaan diri pasca diterima di FK UMM dan usaha yang lebih keras, saya maju menghadapi tantangan yang satu ini. Ketidakpercayaan diri dan pesimisme kerap menghadang saya dalam perjuangan kala SNMPTN. Saya mantapkan diri, melangkah ke gedung FE UB untuk menjalani SNMPTN selama 2 hari.
Tepat satu bulan setelah tes akbar itu, hasil diumumkan. Saya, seperti biasa, sudah sangat siap untuk mengalami kegagalan tes. Namun kenyataan ternyata berkata lain. Setelah memasukkan nomor ujian, layar berubah. Muncul tulisan "DITERIMA DI PENDIDIKAN DOKTER FKUB". Sontak saya berteriak-teriak, melompat-lompat kegirangan hingga akhirnya menangis bahagia.

5. Hidup Mahasiswa!
Setelah melakukan serangkaian proses registrasi, FKUB akhirnya memanggil saya juga. Beberapa persiapan PK2MABA (Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru) saya lakukan. Datang ke FKUB untuk sekedar update info setiap hari dan menyiapkan barang-barang bawaan menjadi aktivitas utama kala itu.


Akhirnya, tibalah hari upacara penerimaan Mahasiswa baru Universitas Brawijaya. Penobatan dilakukan secara simbolis oleh Rektor UB, Prof. DR. Ir. Yogi Sugito, dimana seluruh mahasiswa baru atas komando rektor mengenakan jas almamater biru tosca khas UB secara bersamaan. Berjuta kebanggan dan rasa bahagia meluap-luap dalam diri saya kala mengenakan jas tosca itu dan meneriakkan "Hidup Mahasiswa!" bersama ribuan kolega UB 2010 lainnya.

Hari itu adalah hari dimana segala sikap dan sifat kekanak-kanakan harus dibuang
Hari itu adalah hari dimana kesuksesan diawali

Hari itu adalah hari dimana saya menjadi seorang yang baru

Hari itu adalah hari dimana saya menjadi seorang mahasiswa


We are Brawijaya! Salam Satu Jiwa, Para Pemimpin Bangsa!
HIDUP MAHASISWA!!!


*beberapa detail lain akan saya ceritakan menyusul ^^. A big thanks from me to read this post!*

Kamis, 04 Februari 2010

Tugas Sekolah Era Globalisasi

Bagi Anda yang berstatus pelajar pada periode pra-2000an, saya yakin Anda cukup memahami apa yang Anda lakukan dan kerjakan selama menjalani masa pendidikan. Selain itu saya juga cukup yakin kalau Anda menjalani kehidupan pendidikan dengan lebih enjoy dan kurang begitu banyak beban di pundak.

Lain halnya dengan saya dan semua junior saya (mungkin berlaku juga untuk para calon junior saya^^) yang menjalani masa pendidikan pada era 2000an. Why?
Jawabannya adalah komputerisasi di segala bidang, yang berdampak sistemik(???) pada sistem tugas siswa.

Saya sudah merasakan ini sejak mulai duduk di bangku SMP. Adik saya bahkan sudah merasakan efek komputerisasi ini sejak duduk di bangku kelas 4 sekolah dasar. And you know what? Adik saya, yang notabene masih duduk di bangku sekolah dasar, tentunya masih belum lihai mengoperasikan komputer. Saya memaklumi itu. Tapi apa yang saya tidak maklumi? Sayalah yang harus mengerjakan tugasnya! Nooo!

Masih mending kalau hanya harus mengetik beberapa paragraf. Tugas yang diberikan gurunya sangat merepotkan. Bahkan jauh lebih merepotkan daripada tugas-tugas dari guru saya. What's in their mind anyway (primary school teachers)? Ingin membuat orang tua dan seluruh anggota keluarga muriidnya kerepottan? Atau apa? Damn!

Stop talking about my lil' bro. Let's talk about my thoughts, a'ight? ^^

Di satu sisi, tugas-tugas ini memang penting untuk diberikan dan dikerjakan karena seringkali pelajar harus "dicambuk" dulu baru mau belajar. Maksudnya kalau tidak ada tugas ya tidak belajar. Nah, kalau yang satu ini termasuk aliran saya. Hehehe^^
Namun alangkah baiknya kalau tugas-tugas ini dibuat simpel dan efisien. You know, gak nyusahin siswa. Kenapa saya bilang tidak efisien? Karena tugas-tugas tahun 2009/2010 pada umumnya menitikberatkan pada pembuatan laporan-laporan atau makalah-makalah yang super merepotkan, dan ujung-ujungnya harus dipresentasikan bersama teman-teman. Padahal, yang ada hanyalah copy-paste dari sumber dunia maya. Mengerti apa yang ditulis? Tentu tidak. Efektif? Menambah wawasan? Apalagi. Hell no!

Yang sebenarnya saya soroti disini adalah efektivitas tugas. Percuma rasanya jika siswa capek-capek membuat tugas makalah setebal ensiklopedia, yang terlihat keren dan penuh ilmu, tetapi tidak paham sama sekali apa yang kita buat. Waste of money, energy and time. Padahal uang, energi dan waktu adalah yang harus kita miliki untuk bertahan hidup di zaman serba keras seperti saat ini. Apapun.

Menurut saya yang lebih penting bukannya bagus/tidaknya hasil kerja secara bentuk fisik, tetapi pemahaman tentang materi yang diberikan. Sebaiknya tugas-tugas makalah itu dikurangi saja karena ya itu tadi, selain waste of money and time juga worthless. Cara yang lebih baik adalah presentasi lisan tentang materi yang diperintahkan oleh guru untuk disimak di rumah. Menurut saya cara ini jauh lebih efektif dan efisien karena selain ekonomis, metode ini juga dapat dijadikan para guru sebagai tolak ukur pemahaman semua muridnya.

Sebenarnya posting ini saya terbitkan tidak lain adalah karena saya malas mengerjakan tugas berbentuk makalah. They're just too annoying and being such a pain in the a** for me. Hhaha..

Well, that's it for now.

Senin, 25 Januari 2010

Super Big Match

Pada suatu siang yang cerah di akhir pekan, setelah saya menunaikan kewajiban saya sebagai seorang pelajar, saya bergegas pulang ke rumah untuk mempersiapkan segala kelengkapan plus tetek bengeknya untuk pergi menuntut ilmu di salah satu pusat bimbingan belajar terkemuka di kota saya.

Sesampainya di rumah, waktu itu jam di rumah saya menunjukkan angka 3, dan hari sudah agak sore, sehingga waktu tersebut bisa saya katakan pukul 3 sore. Whatever. Sementara waktu itu jam masuk bimbingan belajar adalah juga pukul 3 sore (sekarang pukul setengah lima sore). Karena letak pusat bimbingan belajar ke rumah saya cukup dekat (hanya sekitar 0,12427 mil), saya santai saja. Lagipula bagi saya, terlambat bimbel 30-45 menit adalah hal biasa. Karena pola pikir saya soal bimbel pada umumnya adalah "masih mending mau dateng. Bolos aja ga ada yang ngelarang. Yang penting kan udah bayar". Annoying, eh?

Waktu terlambat yang saya pakai di rumah itu saya manfaatkan untuk makn siang dan santai sejenak. Saya mengambil seporsi makan siang dan segelas besar air putih dingin, lalu saya bawa ke depan televisi di depan kamar saya. Sebelum saya mulai menyantap makan siang saya, saya menyalakan televisi lalu megambil remote control untuk mencari program televisi yang mungkin ada yang saya sukai.

Setelah beberapa pijitan kecil pada remote mungil nan canggih itu, televisi mempertontonkan sebuah tayangan yang cukup menarik perhatian saya waktu itu. Sebuah pertandingan sepak bola.

Bagi Anda yang gemar menyaksikan pertandingan sepak bola liga-liga populer dunia, tentunya paham benar bahwa pada umumnya liga-liga yang populer adalah liga-liga sepak bola dari benua biru. Dan tentunya Anda, para penggemar sepak bola, juga pasti tahu kalau biasanya pertandingan sepak bola ditayangkan secara live, sehingga waktu penayangannya di Indonesia berbeda beberapa jam, mengakibatkan pertandingan sepak bola ditayangkan pada tengah malam hingga pagi dini hari, sekitar pukul 23:00 hingga pukul 02:45.

Karena saya baru mempelajari materi silogisme pada mata pelajaran Bahasa dan sastra Indonesia, maka izinkanlah saya untuk menulis sebuah silogisme.

Premis umum: Semua pertandingan sepak bola liga Eropa ditayangkan pada tengah malam hingga pagi dini hari.
Premis Khusus: Pertandingan sepak bola yang saya tonton tidak ditayangkan pada tengah malam hingga pagi dini hari.
Kesimpulan: Pertandingan sepak bola yang saya tonton bukan pertandingan sepak bola liga Eropa.
Entimen: Pertandingan sepak bola yang saya tonton bukan pertandingan sepak bola liga Eropa karena tidak ditayangkan pada tengah malam hingga pagi dini hari.

Uh huh. That's right, buddy!
Yang saya tonton bukan pertandingan liga Eropa. Guess what? Liga Indonesia!

Jujur saja saya kurang paham tentang sepak bola, termasuk sepak bola lokal. Di atas hanya saya sebutkan "Liga Indonesia" saja karena saya kurang tahu apa nama ajang atau divisi pertandingan sepak bola yang saya tonton waktu itu.

Well,saya menonton pertandingan itu tepat pada waktunya. Pada saat host dan komentator sedang membahas kondisi kedua klub dan memprediksi jalannya pertandingan. Saya yang pada saat itu cukup antusias, memperhatikan dengan saksama beberapa pria dandy berjas hitam yang sedang berbicara dalam televisi.

Mulanya semua terlihat normal-normal saja.Tidak ada yang aneh. Hingga pada akhirnya host dandy itu mengatakan sesuatu yang tidak saya duga sebelumnya, sesuatu yang kurang pantas dikatakan kepada pemirsa seluruh Indonesia.

"Baik pemirsa, inilah partai super big match antara tim X dan tim Y"
ket:
Tim X adalah tim kacangan
Tim Y adalah (juga) tim kacangan

"What The???"

Kalimat itulah yang ada di pikiran saya saat saya mendengar kalimat perkataan host tersebut. Betapa tidak, pertandingan antar dua klub kacangan disebut super big match! It pisses me off, mate!

Dan satu hal yang membuat saya terus bertanya-tanya, bahkan sampai posting ini diturunkan, adalah kenapa host pertandingan sepak bola lokal melakukan hal demikian? Why? Give me the reason, why?
Apa sebenarnya tujuan dibalik hal ini, dan apa kira-kira keuntungan yang bisa diperoleh dari melakukan hal-hal yang demikian? Saya rasa masyarakat juga tidak akan dengan mudah tergoda dengan embel-embel "super big match" di setiap laga sepak bola lokal. Juga dengan melakukan hal ini tidak akan mengubah kualitas permainan tim-tim lokal, atau mengurangi kerusuhan supporter tim. Well, pada dasarnya menyebut semua pertandingan "Super Big Match", "Ultra Big Match" atau bahkan "Ultra Hyper Super Duper Extra Big Match" pun tidak akan dapat mengubah fakta bahwa sepak bola di negara kita masih Small, alias jauh dari kualitas prima.

Wow, inilah Indonesia saya. Hampir semua pertandingan disebut super big match. Who versus who? Doesn't matter. That's one of many things that makes my beloved country unique and funny.

Boom Boom Pow!

Rabu, 20 Januari 2010

Sympathy for Indonesian Pedestrians

Kala berkendara dengan Pinkslip, skutermatik kesayangan saya, saya sering melihat banyak sekali orang makan di jalan raya. Namun makan di sini bukannya makan secara denotasi seperti makan bakso, makan nasi goreng, makan mie ayam, dsb. melainkan "makan" hak orang lain, yaitu para pejalan kaki.

"Pemakan" hak orang disini tidak lain dan tidak bukan adalah para pengendara sepeda motor yang kerap kali menggunakan trotoar yang seharusnya digunakan para pejalan kaki. Bahkan tak jarang angkutan kota a.k.a. angkot pun--yang well.. you know lah.. cukup GEDE-- turut "makan" trotoar! Damn!

Kemarin pagi, dan hari-hari sebelumnya, hati saya bergetar hebat ketika menyaksikan Siswa-siswi SD dan SMP serta beberapa pejalan kaki yang terpaksa harus minggir dari trotoar yang seharusnya menjadi hak mereka dan merapatkan dirinya ke dekat selokan pinggir jalan lantaran para pengendara sepeda motor yang berhamburan membanjiri trotoar untuk menghindari antrean kemacetan parah di jalan raya dekat sekolah saya.

Ingin rasanya saya berteriak kepada mereka "WOI! JANGAN MAKAN HAK ORANG, BANG**T!!", namun apa daya, hal tersebut tidak mungkin saya lakukan (kecuali kalau saya ingin memperparah kemacetan karena keributan dengan pengguna jalan lain), dan pada akhirnya saya hanya melihat mereka dan turut bersimpati serta berteriak-teriak dalam hati. Sungguh pemandangan yang sangat mengiris hati. I guarantee that you won't like to see it. Trust me.

Bukan sebuah fenomena hebat yang patut disorot media masyarakat luas memang, namun bagi saya ini merupakan krisis etika yang sedang berlangsung dan marak di masyarakat.

Pemerintah yang sebelumnya sempat berwacana akan menggalakkan pedestrianisasi, atau pembudayaan berjalan kaki, saya rasa akan sangat sulit mewujudkan wacana tersebut karena tenggang rasa yang sangat minim dari para pengguna jalan yang acapkali menggunakan trotoar.

Sejak menyaksikan banyak kejadian seperti itu, saya berkomitmen pada diri saya untuk tidak "makan" trotoar (kecuali kalau berangkat terlambat atau kalau tidak ada pejalan kaki disana). Tentunya kalau sudah sangat kepepet.Hhehe,

Okay then, see you at another post!

Sabtu, 16 Januari 2010

Survival is Awesome

Saat pertama kali mendengar kata "survival", hal yang terlintas dalam benak saya adalah suatu kondisi dimana seorang anak manusia berada di tengah alam bebas nan ganas yang siap merenggut nyawanya cepat atau lambat, dan ia harus melakukan apa saja untuk bertahan hidup. Dan atau kata yang paling pas untuk melukiskan hal ini di benak saya: keren.

Hingga pada suatu hari di negeri teletubbies -sekolah saya tercinta- saya menemukan sebuah buku tentang teknik bertahan hidup, dengan judul "Survival, Teknik Bertahan Hidup di Alam Bebas" di perpustakaan sekolah saya tercinta. Saya langsung meminjam buku itu. Ternyata buku itu menjawab cukup banyak pertanyaan dan rasa ingin tahu saya seputar survival. Mulai dari air yang layak diminum dan hewan serta tumbuhan yang dapat dimakan beserta cara mendapatkannya, cara membuat shelter, perangkap dan obat-obatan alam, serta hal-hal lain seputar teknik bertahan hidup. Wow.

Setelah membaca buku tersebut hasrat saya untuk mencoba bertahan hidup di alam bebas semakin menggelora, hingga saat ini. Konyol memang, dan saya sendiri menyadari hal itu. Namun bagi saya itu tidak masalah. Manusia memiliki keinginan yang aneh, tidak menjadikannya tidak manusiawi, bukan?

Ah, yes. Sebuah contoh survival.

Seorang korban selamat dari kecelakaan kapal laut yang hidup terombang-ambing di atas sebuah papan kayu selama beberapa beberapa bulan, dan sebagai seorang manusia, tentunya ia memiliki naluri untuk mempertahankan hidupnya. To stay alive. Dan kita tentunya tahu bahwa tidak ada yang bisa dilakukan di tengah-tengah laut dengan kondisi demikian. Bahkan meminum air laut pun bukan ide yang bagus untuk bertahan hidup, karena meminumnya dapat menyebabkan kehausan yang lebih parah. Ia terperangkap dalam sebuah kondisi yang sulit. Amat sulit. Anda tahu apa yang dilakukan orang tersebut? Ia bertahan hidup dengan memakan bajunya sendiri! Sungguh tak terbayangkan oleh saya, sebuah usaha manusia untuk mempertahankan hidupnya bisa begitu mengagumkan. Sebagai tambahan, untuk air minum ia mengandalkan air hujan, yang secara umum masih layak untuk diminum. Dan untuk hal ini, saya membayangkan survivor itu menengadahkan tangannya ke langit layaknya orang berdoa untuk menampung air, atau bahkan mangap-mangap menghadap langit untuk langsung meminum air hujan. Tawa geli dan takjub berpadu jadi satu saat saya mengetahui hal tersebut. Tawa karena membayangkan seseorang memakan baju dan mangap-mangap untuk meminum air hujan dengan noraknya, dan takjub karena potensi seorang manusia benar-benar dimaksimalkan dalam kondisi sesulit itu.

Pada kesempatan kali ini, izinkan saya mengutip satu kutipan yang benar-benar saya ingat dan sukai:

"Life is a game, so fight to survive and find out if you're worth it" (Teacher Kitano, Battle Royale)


Untuk saat ini saya rasa cukup sampai disini saja. Sampai jumpa di posting berikutnya, tentunya tetap di blog ga penting yang sama, Catatan Anak Jombang.

I'll be back.